PERUBAHN SISTEM ENDOKRIN PADA IBU NIFAS
1.
Pengertian Nifas
Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan
baik fisik maupun psikologis terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang
lebih 6 minggu. Selain itu, pengertian masa nifas adalah masa mulainya
persalinan sampai pulihnya alat-alat dan anggota badan yang berhubungan dengan
kehamilan/persalinan (Ahmad Ramli. 1989).
2.
Pengertian Sistem Endokrin
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang
disebut juga sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah
menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran
darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan
berbagai organ tubuh. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu
macam hormon disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam
hormon misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Organ utama dari sistem endokrin adalah :
1.
Hipotalamus
2. Kelenjar
hipofise
3. Kelenjar
tiroid
4. Kelenjar
paratiroid
5.
Pulau-pulau pankreas
6. Kelenjar
adrenal
7. Testis
8. Ovarium
Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang
hipofisa, beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yanglainnya
menekan pelepasan hormon hipofisa. Selama kehamilan, plasenta juga bertindak
sebagai suatu kelenjar endokrin.
3.
Hormon
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari
suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel.
Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino
dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak
yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil
bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon terikat kepada reseptor di
permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan
mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon
mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:
Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan,
perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual. Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam
menggunakan dan menyimpan energi. Hormon juga mengendalikan volume cairan dan
kadar air dan garam di dalam darah.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan
hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, TSH dihasilkan oleh
kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon
tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel
di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan
mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa
memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus
menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar
hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur
juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya. Mekanisme pasti dari
pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini masih belum
dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap
semacam jam biologis. Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon.
Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar
susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang
hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga
meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu
sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi. Kelenjar semacam pulau pakreas dan
kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki
sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih
sedikit hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena
tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi,
kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah. Kadar hormon lainnya
bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar kortikosteroid dan
hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja
hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti.
Hormon Yg menghasilkan Fungsi
Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu mengatur
keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta membuang
kalium
Hormon antidiuretik
(vasopresin) Kelenjar hipofisa • Menyebabkan ginjal
menahan air
• Bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan
tekanan darah
Kortikosteroid Kelenjar adrenal Memiliki efek yg luas
di seluruh tubuh, terutama sebagai:
• Anti peradangan
• Mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah &
kekuatan otot
• Membantu mengendalikan keseimbangan garam & air
Kortikotropin Kelenjar hipofisa Mengendalikan
pembentukan & pelepasan hormon oleh korteks adrenal
Eritropoietin
Ginjal Merangsang pembentukan sel darah merah
Estrogen Indung telur Mengendalikan perkembangan ciri
seksual & sistem reproduksi wanita
Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah
Hormon pertumbuhan Kelenjar hipofisa Mengendalikan
pertumbuhan & perkembangan
• Meningkatkan pembentukan protein
Insulin Pankreas • Menurunkan kadar gula darah
• Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein &
lemak di seluruh tubuh
LH (luteinizing hormone)
FSH (follicle-stimulating hormone) Kelenjar hipofisa •
Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum, pematangan
sel telur, siklus menstruasi
• Mengendalikan ciri seksual pria & wanita
(penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan
bahkan mungkin sifat kepribadian)
Oksitosin Kelenjar hipofisa Menyebabkan kontraksi otot
rahim & saluran susu di payudara
Hormon paratiroid Kelenjar paratiroid Mengendalikan
pembentukan tulang
• Mengendalikan pelepasan kalsium & fosfat
Progesteron Indung telur Mempersiapkan lapisan rahim
untuk penanaman sel telur yg telah dibuahi
• Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu
Polaktin Kelenjar hipofisa Memulai &
mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu
Renin & angiotensin Ginjal Mengendalikan tekanan
darah
Hormon tiroid Kelenjar tiroid Mengatur pertumbuhan,
pematangan & kecepatan metabolisme
TSH
(tyroid-stimulating hormone) Kelenjar hipofisa
Merangsang pembentukan & pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid
4.
Perubahan Sistem Endokrin
Pada Ibu Nifas
Setelah melahirkan, sistem endokrin kembali kepada
kondisi seperti sebelum hamil. Hormon kehamilan mulai menurun segera setelah
plasenta keluar. Turunnya estrogen dan progesteron menyebabkan peningkatan
prolaktin dan menstimulasi air susu. Perubahan fisioligis yang terjadi pada
wanita setelah melahirkan melibatkan perubahan yang progresif atau pembentukan
jaringan-jaringan baru.
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat
perubahan pada sistem endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam
proses tersebut.
Hormon yang berperan dalam sistem endokrin sebagai
berikut:
a. Oksitosin
Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian
belakang. Selama tahap kala III persalinan, hormon oksitosin berperan dalam
pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah pendarahan.
Isapan bayi dapat meransang produksi ASI dan sekresi oksitosin yang dapat
membantu uterus kembali kebentuk normal.
b. Prolaktin
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya
kelenjar pituitari bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin. Hormon ini
berperan dalam pembesaran payudara untuk meransang produksi susu. Pada wanita
yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan ada
rangsangan folikel dalam ovarium yang ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui
tingkat sirkulasi prolaktin menurun dalam 14 sampai 21 hari setelah persalinan,
sehingga merangsang klenjar bawah depan otak yang mengontrol ovarium kearah
permulan pola produksi estrogen dan progesteron yang normal, pertumbuhan
folikel ovulasi, dan menstruasi.
c. Estrogen dan Progesteron
Selama hamil volume darah normal meningkat walaupun
mekanismenya secara penuh belum dimengerti. Diperkirakan bahwa tingkat estrogen
yang tinggi memperbesar hormon antidiuretik yang meningkatkan volume darah.
Disamping itu, progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan
dan peningkatan pembuluh darah yang sangat mempengaruhi saluran kemih, ginjal,
usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva, serta vagina.
d. Hormon plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah
persalinan. Human chorionic gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap
sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke 7 postpartum dan sebagai omset pemenuhan
mammae pada hari ke 3 postpatum. Penuruan hormone human plecenta lactogen
(Hpl), estrogen dan kortiosol, serta placenta enzyme insulinasi memballik efek
diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun secara yang bermakna
pada pasa puerperium. Kadar estrogen dan progesterone menurun secara mencolok
setelah plasenta keluar, kadar terendahnya di capai kira-kira satu minggu
pacapartum. Penurunan kadar ekstrogen berkaitan dengan pembekakan payuudara dan
dieresis ekstraseluler berlebih yang terakumulasi selam masa hamil. Pada wanita
yang tidak melahirkan tidak menyusui kadar ekstrogen mulai meningkat pada
minggu ke 2 setelah melahirkan dan lebih tinggi dari pada wanita yang menyusui
pada postpartum hari ke 17
e. Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium
Waktu mulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan
tidak menyusui berbeda. Kadar proklatin serum yang tinggi pada wanita menyusui
tampaknya berperan dalam menekan opulasi karena kadar hormone FSH terbukti sama
pada wanita menyusui dan tidak menyusui, di simpulkan ovarium tidak berespon
terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat. Kadar prolaktin
meningkat secara pogresif sepanjang masa hamil. Pada wanita menyusui kadar
prolaktin tetap meningkat sampai minggu ke 6 setelah melahirkan. Kadar
prolaktin serum dipengaruhi oleh kekerapan menyusui, lama setiap kali menyusui
dan banyak makanan tambahan yang diberikan. Untuk wanita yang menyusui dan
tidak menyusui akan mempengaruhi lamnya ia mendapatkan menstruasi. Sering kali
menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar
estrogen dan progesteron. Di antara wanita laktasi sekitar 15 % memperoleh
menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu dan 90% setelah 24 minggu.
Untuk wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak
laktasi 50% siklus pertama anovulasi
jozz..
BalasHapus